Rasulullah saw bersabda:
اَلْحَيَاءُ
مِنَ الإِيْمَانِ
Malu kepada
Allah adalah termasuk iman.
Diriwayatkan dari Abdullah bin
Mas'ud bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
اِسْتَحْيُوْا
مِنَ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ . قَالَ: فَقُلْنَا يَانَبِيَّ اللهِ ، اِنَّا
نَسْتَحْيِى . قَالَ: لَيْسَ ذَلِكَ ، وَلكِنْ مَنِ اسْتَحْيَى مِنَ اللهِ حَقَّ
الْحَيَاءِ فَلْيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَا حَوَى وَالْبَطْنَ وَمَا وَعَى
وَالْفَرْجَ وَالْيَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ وَلْيَذْكُرِ الْمَوْتَ وَالْبِلاَ .
وَمَنْ اَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَآثَرَ
الآخِرَةَ عَلَى الأُوْلَى . فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَى مِنَ اللهِ
حَقَّ الْحَيَاءِ
Malulah kamu
kepada Allah dengan sebenarnya. Ibnu Mas'ud berkata: Kami berkata: "Wahai
Nabi Allah, kami sungguh malu!" Nabi saw berkata: "Malu itu bukanlah
demikian. Orang yang malu kepada Allah dengan sebenarnya hendaknya menjaga
kepala dan yang berada di sekitar kepala; menjaga perut dan apa saja yang masuk
ke perut; menjaga kemaluan, dua tangan, dan dua kaki. Dan hendaklah ia
mengingat mati dan kehancuran. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, niscaya
ia meninggalkan perhiasan hidup di dunia dan lebih mementingkan akhirat dari
pada dunia. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka sungguh ia telah malu
kepada Allah dengan sebenarnya.
Sabda Rasulullah saw riwayat
Mu'adz bin Jabal:
يَقُوْلُ
اللهُ : يَا ابْنَ آدَمَ اِسْتَحِ مِنِّى عِنْدَ مَعْصِيَتِكَ وَاَنَا اَسْتَحْيِى
مِنْكَ يَوْمَ الْعَرْضِ الأَكْبَرِ اَنِّى اُعَذِّبُكَ. يَا ابْنَ آدَمَ تُبْ
اِلَيَّ أُكْرِمْكَ كَرَامَةَ الاَنْبِيَاءِ . يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُحَوِّلْ
قَلْبَكَ عَنِّى ، فَاِنَّكَ اِنْ حَوَّلْتَ قَلْبَكَ عَنِّى اَخْذُلْكَ فَلاَ
اَنْصُرْكَ . يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ لَقِيْتَنِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَكَ
حَسَنَاتٌ مِثْلُ اَهْلِ الآَرْضِ لَمْ اَقْبَلْ مِنْكَ حَتَّى تُصَدِّقَ
بِوَعْدِى وَوَعِيْدِى . يَا ابْنَ آدَمَ اِنِّى اَنَا الرَّزَّاقُ وَاَنْتَ
الْمَرْزُوْقُ وَتَعْلَمُ اَنِّى اُوْفِيْكَ رِزْقَكَ فَلاَ تَتْرُكْ طَاعَتِى
بِسَبَبِ الرِّزْقِ فَاِنَّكَ اِنْ تَرَكْتَ طَاعَتِى بِسَبَبِ رِزْقِكَ اَوْجَبْتُ
عَلَيْكَ عُقُوْبَتِى
Allah
berfirman: "Wahai anak Adam, malulah engkau kepada-Ku ketika engkau akan
melakukan maksiat, niscaya Aku akan malu kepadamu bahwa Aku akan menyiksamu
pada hari "menghadap yang agung" (kiamat). Wahai anak Adam, bertaubatlah
kepada-Ku, niscaya Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan para nabi. Wahai
anak Adam, janganlah kau tutupi hatimu dari Aku; karena sesungguhnya jika kau
tutupi hatimu dari-Ku, niscaya Aku akan menghinakanmu dan Aku tidak menolongmu.
Wahai anak Adam, seandainya kamu menjumpai Aku pada hari kiamat dengan membawa
amal baik seperti amal-amal baik penduduk bumi, niscaya Aku tidak dapat
menerima amal-amal tersebut dari dirimu, sehingga kamu membenarkan janji dan
ancaman-Ku. Wahai anak Adam, sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Memberi
rizki, sedangkan kamu adalah yang diberi rizki; dan kamu tahu bahwa
sesungguhnya Aku memenuhi rizkimu. Oleh karena itu janganlah kau tinggalkan
taat kepada-Ku lantaran mencari rizki. Jika kau tinggalkan taat kepada-Ku
lantaran sibuk mencari rizki, niscaya siksa-Ku akan menimpamu.
Berbuat baik kepada kedua orang tua
Dalam surat an-Nisa ayat 36
Allah swt berfirman:
وَاعْبُدُوْا
اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا ... الآية
Sembahlah
Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua (ibu-bapak) ...
Rasulullah saw bersabda:
بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ اَفْضَلُ مِنَ الصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ وَالصَّوْمِ وَالْحَجِّ
وَالْعُمْرَةِ وَالْجِهَادِ فِى سَبِيْلِ اللهِ
Berbakti
kepada kedua orang tua adalah lebih utama dari pada salat, sedekah, puasa,
haji, umrah, dan berjuang membela agama Allah.
Rasulullah saw bersabda:
مَا عَلَى
اَحَدٍ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ اَنْ يَجْعَلَهَا لِوَالِدَيْهِ
اِذَا كَانَ مُسْلِمَيْنِ فَيَكُوْنُ لِوَالِدَيْهِ اَجْرُهَا وَيَكُوْنُ لَهُ
مِثْلُ اُجُوْرِهِمَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمَا شَيْءٌ
Tiada
halangan pahala bagi seseorang yang bersedekah untuk kedua orang tuanya. Jika
kedua orang tuanya muslim, niscaya tersedia pahala bagi kedua orang tuanya dan
bagi dirinya tanpa sedikitpun berbeda nilai pahalanya.
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ
حَجَّ عَنْ وَالِدِهِ بَعْدَ وَفَاتِهِ كَتَبَ اللهُ لِوَالِدِهِ حَجَّةً وَكَتَبَ
لَهُ بَرَآءَةً مِنَ النَّارِ
Barangsiapa
yang melakukan ibadah haji untuk ayahnya setelah beliau meninggal dunia,
niscaya Allah menulis bagi ayahnya satu ibadah haji dan Allah menulis baginya
pembebasan dari neraka.
Seorang laki-laki berkata
kepada Umar bin Khattab ra: "Saya mempunyai seorang ibu yang sudah tua.
Ibu saya tidak dapat bergerak dan berbuat apapun jika saya tidak
menggendongnya. Apakah aku harus menunaikan hak beliau?" Sayyidina Umar
menjawab: "Tidak, karena sesungguhnya ibumu membuatmu demikian, sedangkan
ibumu mengangan-angankan kelanggengan hidupmu, padahal engkau melakukan
demikian dan mengangan-angankan perpisahan dengannya!".
Silaturrahim
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ
سَرَّهُ اَنْ يُمَدَّ لَهُ فِى عُمُرِهِ وَيُوْسَعَ لَهُ فِىْ رِزْقِهِ
فَلْيَـتَّقِ اللهَ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa
yang senang untuk dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rezekinya, hendaklah
bertakwa kepada Allah dan bersilaturrahim.
Rasulullah saw bersabda:
صَنَائِعُ
الْمَعْرُوْفِ تَقِى مَصَارِعَ السُّوْءِ . وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ
الرَّبِّ جَلَّ وَعَلَى . وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ
Perbuatan
baik dapat menghindarkan kematian yang buruk. Sedekah yang tidak ditonjolkan
dapat memadamkan kemarahan Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi. Dan
silaturrahim dapat menambah panjang umur.
Berbudi pekerti yang baik
Sebagian ulama mengumpulkan
tanda-tanda dari budi pekerti yang baik, yaitu:
- Banyak rasa malu kepada Allah.
- Sedikit perbuatan yang menyakiti orang lain.
- Banyak berbuat kemaslahatan.
- Jujur lisan.
- Sedikit bicara.
- Banyak amal.
- Sedikit kesalahan.
- Sedikit perbuatan yang berlebihan.
- Berbuat kebajikan.
- Mudah bergaul.
- Tenang, berwibawa, dan terhormat.
- Sabar.
- Suka bersyukur.
- Berhati rela.
- Penyantun.
- Senang berteman.
- Bersikap perwira.
- Penyayang.
- Tak suka melaknat.
- Tak suka memaki.
- Tak suka mengadu domba.
- Tak suka menggunjing (ngrasani-Jw.) orang lain.
- Tidak tergesa-gesa.
- Tidak pendendam.
- Tidak bakhil.
- Tak suka hasud.
- Banyak senyum.
- Periang.
- Mencintai, membenci, rela, dan marah karena Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar