Minggu, 23 Juni 2013

HADITS TENTANG NISFU SA'BAN

Penulis Tuhfatul Ahwadzi
(Abul ‘Alaa Al Mubarokfuri)
telah menyebutkan satu per
satu hadits yang
membicarakan keutamaan
malam Nishfu Sya’ban.


Awalnya beliau berkata,
“Ketahuilah bahwa telah
terdapat beberapa hadits mengenai keutamaan
malam Nishfu Sya’ban, keseluruhannya
menunjukkan bahwa hadits tersebut tidak ada ashl-
nya (landasannya).” Lalu beliau merinci satu per satu
hadits yang dimaksud.
Pertama: Hadits Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻴﻄﻠﻊ ﻓﻰ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﺠﻤﻴﻊ ﺧﻠﻘﻪ ﺇﻻ
ﻟﻤﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ


“Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di
malam Nishfu Sya'ban kemudian mengampuni
semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau
orang yang bermusuhan dengan saudaranya.” (HR.
Ibnu Majah no. 1390). Penulis Tuhfatul Ahwadzi
berkata, “Hadits ini munqothi’ (terputus sanadnya)
.” [Berarti hadits tersebut dho’if].


Kedua: Hadits ‘Aisyah, ia berkata,

ﻗﺎﻡ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻓﺼﻠﻰ ﻓﺄﻃﺎﻝ
ﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﺣﺘﻰ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﻗﺒﺾ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺫﻟﻚ ﻗﻤﺖ ﺣﺘﻰ
ﺣﺮﻛﺖ ﺇﺑﻬﺎﻣﻪ ﻓﺘﺤﺮﻙ ﻓﺮﺟﻊ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﻭﻓﺮﻍ
ﻣﻦ ﺻﻠﺎﺗﻪ ﻗﺎﻝ " : ﻳﺎ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺃﻭ ﻳﺎ ﺣﻤﻴﺮﺍﺀ ﺃﻇﻨﻨﺖ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪ ﺧﺎﺱ ﺑﻚ ؟ " ﻗﻠﺖ : ﻟﺎ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﻟﻜﻨﻲ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻥ ﻗﺒﻀﺖ ﻃﻮﻝ ﺳﺠﻮﺩﻙ ، ﻗﺎﻝ " ﺃﺗﺪﺭﻱ ﺃﻱ ﻟﻴﻠﺔ
ﻫﺬﻩ ؟ " ﻗﻠﺖ : ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻋﻠﻢ ، ﻗﺎﻝ " : ﻫﺬﻩ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ
ﺷﻌﺒﺎﻥ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻳﻄﻠﻊ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ
ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺴﺘﻐﻔﺮﻳﻦ ﻭﻳﺮﺣﻢ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺣﻤﻴﻦ ﻭﻳﺆﺧﺮ ﺃﻫﻞ
ﺍﻟﺤﻘﺪ ﻛﻤﺎ ﻫﻢ



“Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaksanakan shalat malam, beliau shalat dan
memperlama sujud sampai aku menyangka bahwa
beliau telah tiada. Tatkala aku memperhatikan hal
itu, aku bangkit sampai aku pun menggerakkan ibu
jarinya. Beliau pun bergerak dan kembali. Ketika
beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan
merampungkan shalatnya, beliau mengatakan,
“Wahai ‘Aisyah (atau Wahai Humairo’), apakah kau
sangka bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah mengkhianatimu?” Aku menjawab, “Tidak,
demi Allah. Wahai Rasulullah, akan tetapi aku sangka
engkau telah tiada karena sujudmu yang begitu
lama.” Beliau berkata kembali, “Apakah engkau tahu
malam apakah ini?” Aku menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau berkata, “Malam
ini adalah malam Nishfu Sya’ban. Sesungguhnya
Allah ‘azza wa jalla turun pada hamba-Nya pada
malam Nishfu Sya’ban, lantas Dia akan memberi
ampunan ampunan pada orang yang meminta
ampunan dan akan merahmati orang yang memohon
rahmat, Dia akan menjauh dari orang yang
pendendam.”
Dikeluarkan oleh Al Baihaqi. Ia katakan
bahwa riwayat ini mursal jayyid. Kemungkinan pula
bahwa Al ‘Alaa’ mengambilnya dari Makhul. [Hadits
mursal adalah hadits yang dho’if karena terputus
sanadnya]



Ketiga: Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu,
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,

ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺧﻠﻘﻪ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﺠﻤﻴﻊ
ﺧﻠﻘﻪ ﺇﻟﺎ ﻟﻤﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ

“Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada
malam Nishfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh
makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang
bermusuhan.”Al Mundziri dalam At Targhib setelah
menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan,
“Dikeluarkan oleh At Thobroni dalam Al Awsath dan
Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan juga oleh Al
Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits
dengan lafazh yang sama dari hadits Abu Musa Al
Asy’ari. Al Bazzar dan Al Baihaqi mengeluarkan yang
semisal dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu
‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.” Demikian
perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi
lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al
Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat
Lahi’ah dan dia dinilai dho’if.” [Hadits ini adalah
hadits yang dho’if]



Keempat: Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺧﻠﻘﻪ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ
ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﺇﻟﺎ ﺍﺛﻨﻴﻦ ﻣﺸﺎﺣﻦ ﻭﻗﺎﺗﻞ ﻧﻔﺲ

“Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada
malam Nishfu Sya’ban, Dia mengampuni hamba-
hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang
bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.” Al
Mundziri mengatakan, “Hadits ini dikeluarkan oleh
Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi
yang diberi penilaian negatif/ dijarh, namun
haditsnya masih dicatat).” [Berarti hadits ini
bermasalah].



Kelima: Hadits Makhul dari Katsir bin Murroh, dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda di
malam Nishfu Sya’ban,

ﻳﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻟﺄﻫﻞ ﺍﻟﺄﺭﺽ ﺇﻟﺎ ﻣﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ

“Allah ‘azza wa jalla mengampuni penduduk bumi
kecuali musyrik dan orang yang bermusuhan”. Al
Mundziri berkata, “Hadits ini dikeluarkan oleh Al
Baihaqi, hadits ini mursal jayyid.” [Berarti dho’if
karena haditsnya mursal, ada sanad yang terputus].
Al Mundziri juga berkata, “Dikeluarkan pula oleh Ath
Thobroni dan juga Al Baihaqi dari Makhul, dari Abu
Tsa’labah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ
ﻭﻳﻤﻬﻞ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ ﻭﻳﺪﻉ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﻘﺪ ﺑﺤﻘﺪﻫﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﻋﻮﻩ

“Allah mendatangi para hamba-Nya pada malam
Nishfu Sya’ban, Dia akan mengampuni orang yang
beriman dan menangguhkan orang-orang kafir, Dia
meninggalkan orang yang pendendam.” Al Baihaqi
mengatakan, “Hadits ini juga antara Makhul dan Abu
Tsa’labah adalah mursal jayyid”. [Berarti hadits ini
pun dho’if].



Keenam: Hadits ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻘﻮﻣﻮﺍ ﻟﻴﻠﻬﺎ ﻭﺻﻮﻣﻮﺍ ﻧﻬﺎﺭﻫﺎ
ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻨﺰﻝ ﻓﻴﻬﺎ ﻟﻐﺮﻭﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺃﻟﺎ
ﻣﻦ ﻣﺴﺘﻐﻔﺮ ﻓﺄﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﺃﻟﺎ ﻣﺴﺘﺮﺯﻕ ﻓﺄﺭﺯﻗﻪ ﺃﻟﺎ ﻣﺒﺘﻠﻰ ﻓﺄﻋﺎﻓﻴﻪ ﺃﻟﺎ
ﻛﺬﺍ ﺃﻟﺎ ﻛﺬﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻔﺠﺮ

“Apabila malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah di
malam harinya dan berpuasalah di siang harinya.
Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat
itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia
berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun
kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya?
Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan
memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat
cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah
yang begini, dan adakah yang begini, hingga terbit
fajar.” Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan
dalam sanadnya terdapat Abu Bakr bin ‘Abdillah bin
Muhammad bin Abi Saburoh Al Qurosyi Al ‘Aamiri Al
Madani. Ada yang menyebut namanya adalah
‘Abdullah, ada yang mengatakan pula Muhammad.
Disandarkan pada kakeknya bahwa ia dituduh
memalsukan hadits, sebagaimana disebutkan dalam
At Taqrib. Adz Dzahabi dalam Al Mizan mengatakan,
“Imam Al Bukhari dan ulama lainnya
mendho’ifkannya”. Anak Imam Ahmad, ‘Abdullah
dan Sholih, mengatakan dari ayahnya, yaitu Imam
Ahmad berkata, “Dia adalah orang yang memalsukan
hadits.” An Nasai mengatakan, “Ia adalah perowi
yang matruk (dituduh dusta)”. [Berarti hadits ini di
antara maudhu’ dan dho’if]

Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-
riwayat di atas, beliau mengatakan, “Hadits-hadits
ini dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah
bagi orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu
pun hadits shahih yang menerangkan keutamaan
malam Nishfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits yang
menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban ada
beberapa. Para ulama berselisih pendapat mengenai
statusnya. Kebanyakan ulama mendhoifkan hadits-
hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan
sebagian hadits tersebut dan beliau masukkan
dalam kitab shahihnya.” (Lathoif Al Ma’arif, 245)
Tanggapan penulis, “Ibnu Hibban adalah di antara
ulama yang dikenal mutasahil, yaitu orang yang
bergampang-gampangan dalam menshahihkan
hadits. Sehingga penshahihan dari sisi Ibnu Hibban
perlu dicek kembali.”

Mengenai menghidupkan malam Nishfu Sya’ban
dengan shalat malam, Ibnu Rajab rahimahullah
mengatakan, “Mengenai shalat malam di malam
Nishfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para
sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari
sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang
menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan
shalat.” (Lathoif Al Ma’arif, 248)

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, ulama yang
pernah menjabat sebagai Ketua Lajnah Ad Da’imah
(komisi fatwa di Saudi Arabia). Beliau rahimahullah
mengatakan, “Hadits yang menerangkan keutamaan
malam nishfu Sya’ban adalah hadits-hadits yang
lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran. Adapun
hadits yang menerangkan mengenai keutamaan
shalat pada malam nishfu sya’ban, semuanya adalah
berdasarkan hadits palsu (maudhu’). Sebagaimana
hal ini dijelaskan oleh kebanyakan ulama.” (Majmu’
Fatawa Ibnu Baz, 1/188). Begitu juga di halaman
yang sama, Syaikh Ibnu Baz menjelaskan, “Hadits
dhoif barulah bisa diamalkan dalam masalah ibadah,
jika memang terdapat penguat atau pendukung dari
hadits yang shahih. Adapun untuk hadits tentang
menghidupkan malam nishfu sya’ban, tidak ada satu
dalil shahih pun yang bisa dijadikan penguat untuk
hadits yang lemah tadi.”
Penulis Tuhfatul Ahwadzi
(Abul ‘Alaa Al Mubarokfuri)
telah menyebutkan satu per
satu hadits yang
membicarakan keutamaan
malam Nishfu Sya’ban.


Awalnya beliau berkata,
“Ketahuilah bahwa telah
terdapat beberapa hadits mengenai keutamaan
malam Nishfu Sya’ban, keseluruhannya
menunjukkan bahwa hadits tersebut tidak ada ashl-
nya (landasannya).” Lalu beliau merinci satu per satu
hadits yang dimaksud.
Pertama: Hadits Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻴﻄﻠﻊ ﻓﻰ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﺠﻤﻴﻊ ﺧﻠﻘﻪ ﺇﻻ
ﻟﻤﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ


“Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di
malam Nishfu Sya'ban kemudian mengampuni
semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau
orang yang bermusuhan dengan saudaranya.” (HR.
Ibnu Majah no. 1390). Penulis Tuhfatul Ahwadzi
berkata, “Hadits ini munqothi’ (terputus sanadnya)
.” [Berarti hadits tersebut dho’if].


Kedua: Hadits ‘Aisyah, ia berkata,

ﻗﺎﻡ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻓﺼﻠﻰ ﻓﺄﻃﺎﻝ
ﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﺣﺘﻰ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﻗﺒﺾ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺃﻳﺖ ﺫﻟﻚ ﻗﻤﺖ ﺣﺘﻰ
ﺣﺮﻛﺖ ﺇﺑﻬﺎﻣﻪ ﻓﺘﺤﺮﻙ ﻓﺮﺟﻊ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﻓﻊ ﺭﺃﺳﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺠﻮﺩ ﻭﻓﺮﻍ
ﻣﻦ ﺻﻠﺎﺗﻪ ﻗﺎﻝ " : ﻳﺎ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺃﻭ ﻳﺎ ﺣﻤﻴﺮﺍﺀ ﺃﻇﻨﻨﺖ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪ ﺧﺎﺱ ﺑﻚ ؟ " ﻗﻠﺖ : ﻟﺎ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﻟﻜﻨﻲ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻥ ﻗﺒﻀﺖ ﻃﻮﻝ ﺳﺠﻮﺩﻙ ، ﻗﺎﻝ " ﺃﺗﺪﺭﻱ ﺃﻱ ﻟﻴﻠﺔ
ﻫﺬﻩ ؟ " ﻗﻠﺖ : ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻋﻠﻢ ، ﻗﺎﻝ " : ﻫﺬﻩ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ
ﺷﻌﺒﺎﻥ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻳﻄﻠﻊ ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ
ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺴﺘﻐﻔﺮﻳﻦ ﻭﻳﺮﺣﻢ ﺍﻟﻤﺴﺘﺮﺣﻤﻴﻦ ﻭﻳﺆﺧﺮ ﺃﻫﻞ
ﺍﻟﺤﻘﺪ ﻛﻤﺎ ﻫﻢ



“Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaksanakan shalat malam, beliau shalat dan
memperlama sujud sampai aku menyangka bahwa
beliau telah tiada. Tatkala aku memperhatikan hal
itu, aku bangkit sampai aku pun menggerakkan ibu
jarinya. Beliau pun bergerak dan kembali. Ketika
beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan
merampungkan shalatnya, beliau mengatakan,
“Wahai ‘Aisyah (atau Wahai Humairo’), apakah kau
sangka bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah mengkhianatimu?” Aku menjawab, “Tidak,
demi Allah. Wahai Rasulullah, akan tetapi aku sangka
engkau telah tiada karena sujudmu yang begitu
lama.” Beliau berkata kembali, “Apakah engkau tahu
malam apakah ini?” Aku menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau berkata, “Malam
ini adalah malam Nishfu Sya’ban. Sesungguhnya
Allah ‘azza wa jalla turun pada hamba-Nya pada
malam Nishfu Sya’ban, lantas Dia akan memberi
ampunan ampunan pada orang yang meminta
ampunan dan akan merahmati orang yang memohon
rahmat, Dia akan menjauh dari orang yang
pendendam.”
Dikeluarkan oleh Al Baihaqi. Ia katakan
bahwa riwayat ini mursal jayyid. Kemungkinan pula
bahwa Al ‘Alaa’ mengambilnya dari Makhul. [Hadits
mursal adalah hadits yang dho’if karena terputus
sanadnya]



Ketiga: Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu,
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,

ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺧﻠﻘﻪ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﺠﻤﻴﻊ
ﺧﻠﻘﻪ ﺇﻟﺎ ﻟﻤﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ

“Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada
malam Nishfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh
makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang
bermusuhan.”Al Mundziri dalam At Targhib setelah
menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan,
“Dikeluarkan oleh At Thobroni dalam Al Awsath dan
Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan juga oleh Al
Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits
dengan lafazh yang sama dari hadits Abu Musa Al
Asy’ari. Al Bazzar dan Al Baihaqi mengeluarkan yang
semisal dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu
‘anhu dengan sanad yang tidak mengapa.” Demikian
perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi
lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al
Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat
Lahi’ah dan dia dinilai dho’if.” [Hadits ini adalah
hadits yang dho’if]



Keempat: Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺧﻠﻘﻪ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ
ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﺇﻟﺎ ﺍﺛﻨﻴﻦ ﻣﺸﺎﺣﻦ ﻭﻗﺎﺗﻞ ﻧﻔﺲ

“Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada
malam Nishfu Sya’ban, Dia mengampuni hamba-
hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang
bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.” Al
Mundziri mengatakan, “Hadits ini dikeluarkan oleh
Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi
yang diberi penilaian negatif/ dijarh, namun
haditsnya masih dicatat).” [Berarti hadits ini
bermasalah].



Kelima: Hadits Makhul dari Katsir bin Murroh, dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda di
malam Nishfu Sya’ban,

ﻳﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻟﺄﻫﻞ ﺍﻟﺄﺭﺽ ﺇﻟﺎ ﻣﺸﺮﻙ ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺣﻦ

“Allah ‘azza wa jalla mengampuni penduduk bumi
kecuali musyrik dan orang yang bermusuhan”. Al
Mundziri berkata, “Hadits ini dikeluarkan oleh Al
Baihaqi, hadits ini mursal jayyid.” [Berarti dho’if
karena haditsnya mursal, ada sanad yang terputus].
Al Mundziri juga berkata, “Dikeluarkan pula oleh Ath
Thobroni dan juga Al Baihaqi dari Makhul, dari Abu
Tsa’labah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ
ﻭﻳﻤﻬﻞ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ ﻭﻳﺪﻉ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﻘﺪ ﺑﺤﻘﺪﻫﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﻋﻮﻩ

“Allah mendatangi para hamba-Nya pada malam
Nishfu Sya’ban, Dia akan mengampuni orang yang
beriman dan menangguhkan orang-orang kafir, Dia
meninggalkan orang yang pendendam.” Al Baihaqi
mengatakan, “Hadits ini juga antara Makhul dan Abu
Tsa’labah adalah mursal jayyid”. [Berarti hadits ini
pun dho’if].



Keenam: Hadits ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻘﻮﻣﻮﺍ ﻟﻴﻠﻬﺎ ﻭﺻﻮﻣﻮﺍ ﻧﻬﺎﺭﻫﺎ
ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻨﺰﻝ ﻓﻴﻬﺎ ﻟﻐﺮﻭﺏ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺃﻟﺎ
ﻣﻦ ﻣﺴﺘﻐﻔﺮ ﻓﺄﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﺃﻟﺎ ﻣﺴﺘﺮﺯﻕ ﻓﺄﺭﺯﻗﻪ ﺃﻟﺎ ﻣﺒﺘﻠﻰ ﻓﺄﻋﺎﻓﻴﻪ ﺃﻟﺎ
ﻛﺬﺍ ﺃﻟﺎ ﻛﺬﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﻄﻠﻊ ﺍﻟﻔﺠﺮ

“Apabila malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah di
malam harinya dan berpuasalah di siang harinya.
Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat
itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia
berfirman: "Adakah orang yang meminta ampun
kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya?
Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan
memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat
cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah
yang begini, dan adakah yang begini, hingga terbit
fajar.” Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan
dalam sanadnya terdapat Abu Bakr bin ‘Abdillah bin
Muhammad bin Abi Saburoh Al Qurosyi Al ‘Aamiri Al
Madani. Ada yang menyebut namanya adalah
‘Abdullah, ada yang mengatakan pula Muhammad.
Disandarkan pada kakeknya bahwa ia dituduh
memalsukan hadits, sebagaimana disebutkan dalam
At Taqrib. Adz Dzahabi dalam Al Mizan mengatakan,
“Imam Al Bukhari dan ulama lainnya
mendho’ifkannya”. Anak Imam Ahmad, ‘Abdullah
dan Sholih, mengatakan dari ayahnya, yaitu Imam
Ahmad berkata, “Dia adalah orang yang memalsukan
hadits.” An Nasai mengatakan, “Ia adalah perowi
yang matruk (dituduh dusta)”. [Berarti hadits ini di
antara maudhu’ dan dho’if]

Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-
riwayat di atas, beliau mengatakan, “Hadits-hadits
ini dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah
bagi orang yang mengklaim bahwa tidak ada satu
pun hadits shahih yang menerangkan keutamaan
malam Nishfu Sya’ban. Wallahu Ta’ala a’lam.”
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits yang
menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban ada
beberapa. Para ulama berselisih pendapat mengenai
statusnya. Kebanyakan ulama mendhoifkan hadits-
hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan
sebagian hadits tersebut dan beliau masukkan
dalam kitab shahihnya.” (Lathoif Al Ma’arif, 245)
Tanggapan penulis, “Ibnu Hibban adalah di antara
ulama yang dikenal mutasahil, yaitu orang yang
bergampang-gampangan dalam menshahihkan
hadits. Sehingga penshahihan dari sisi Ibnu Hibban
perlu dicek kembali.”

Mengenai menghidupkan malam Nishfu Sya’ban
dengan shalat malam, Ibnu Rajab rahimahullah
mengatakan, “Mengenai shalat malam di malam
Nishfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para
sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari
sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang
menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan
shalat.” (Lathoif Al Ma’arif, 248)

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, ulama yang
pernah menjabat sebagai Ketua Lajnah Ad Da’imah
(komisi fatwa di Saudi Arabia). Beliau rahimahullah
mengatakan, “Hadits yang menerangkan keutamaan
malam nishfu Sya’ban adalah hadits-hadits yang
lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran. Adapun
hadits yang menerangkan mengenai keutamaan
shalat pada malam nishfu sya’ban, semuanya adalah
berdasarkan hadits palsu (maudhu’). Sebagaimana
hal ini dijelaskan oleh kebanyakan ulama.” (Majmu’
Fatawa Ibnu Baz, 1/188). Begitu juga di halaman
yang sama, Syaikh Ibnu Baz menjelaskan, “Hadits
dhoif barulah bisa diamalkan dalam masalah ibadah,
jika memang terdapat penguat atau pendukung dari
hadits yang shahih. Adapun untuk hadits tentang
menghidupkan malam nishfu sya’ban, tidak ada satu
dalil shahih pun yang bisa dijadikan penguat untuk
hadits yang lemah tadi.”

Sabtu, 22 Juni 2013

DO'A JIBRIL MENJELANG NISFU SA'BAN

•Doa MaLaikat JibriL menjeLang Nisfu Sya'ban : “Yaa ALLAH abaikanLah puasa umat Nabi Muhammad SAW, apabiLa sebeLum Romadhan dia beLum:

1.Memohon maaf kepada kedua orang tua jika keduanya masih hidup .

2.Berma'afan antara suami-istri .

3.Berma'afan dengan keLuarga, kerabat serta orang sekitar”.

Maka saat itu doa MaLaikat JibriL diaminkan oLeh RosuLLuLoh sampai 3x, Amin..amin..amin..

NABI MUHAMMAD SAW bersabda: “barang siapa yg mengingatkan kedatangan bulan ini, HARAM API NERAKA baginya..

امين اللهم امين ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن. أمين....أمين ....أمين يارب العالمينْ. آمِينْ يَا مُجِيبَ السَّائِلِينْ آمٌــــيٍنْ امين اللهم امين. آمٌــــيٍـــنْ

HIKMAH SHALAT TARAWIH MALAM KE 1 - 30 RAMADHAN






Dari Ali bin Abi Thalib berkata: Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang keutamaan (shalat) Tarawih di bulan Ramadhan lalu beliau Shallallahu Alaihi was Sallam bersabda:








HIKMAH TARAWIH MALAM ke -1:
Dosa-dosa orang yang beriman keluar darinya pada malam pertama seperti hari dilahirkan ibunya.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -2:
Dirinya diampuni juga (dosa) kedua orang tuannya jika keduanya beriman.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke 3:
Malaikat memanggil dari bawah Arsy: Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang lalu!

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -4:
Baginya pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al Furqan (Al Quran).

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -5:
Allah memberinya pahala seperti orang yangshalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah, dan Masjid Aqsha.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -6
Allah memberinya pahala seperti orang yang melakukan thawaf mengelilingi Baitul Makmur dan bebatuan pun memohonkan ampunan baginya.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke 07:
Seakan-akan dia bertemu Musa as dan kemenangannya atas firaun dan Haman.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -8:
Allah memberikan kepadanya seperti apa yang telah diberikan-Nya kepada Ibrahim Alaihis Salam.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke-9:
Seakan-akan dia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke-10:
Allah memberikan rezeki kepadanya kebaikan dunia dan akhirat.






 HIKMAH TARAWIH MALAM ke -11:
Dirinya keluar dari dunia seperti hari kelahirannya dari rahim ibunya.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -12:
Pada hari kiamat dirinya akan dating seperti bulan di malam purnama.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -13:
Pada hari kiamat dia akan datang dengan keamanan dari segala keburukan.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -14:
Malaikat datang untuk menyaksikannya shalat taraweh dan kelak Allah tidak akan menghisabnya
pada hari kiamat.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -15:
Para malaikat dan para malaikat pembawa Arsy dan kursi bershalawat kepadanya.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -16:
Allah Subhanahu wa Taala menetapkan baginya kebebasan dari api neraka dan dimasukan ke surga.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -17:
Diberikan pahala seperti pahala para Nabi.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -18:
Para malaikat memanggil, Wahai Abdullah, sesungguhnya Allah telah meridhaimu dan meridhai kedua orang tuamu.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -19:
Allah mengangkat derajatnya di surge Firdaus.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -20:
Dia diberikan pahala para syuhada dan orang-orang shaleh.






HIKMAH TARAWIH MALAM ke -21:
Allah membangunkan baginya sebuah rumah dari cahaya di surga.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -22
 Pada hari kiamat ia akan datang dengan rasa aman dari semua kesulitan dan kecemasan.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -23:
Allah membangun baginya sebuah kota di surga.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -24:
Dikatakan kepadanya, Ada 24 doa yang dikabulkan.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -25:
Allah mengangkat siksa kubur darinya.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -26:
Allah mengangkatnya seperti pahala 40 ulama.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -27:
Pada hari kiamat ia akan melintasi Shirathul Mustaqim bagai kilat yang menyambar.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -28:
Allah mengangkatnya 1000 derajat di surga.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -29:
Allah memberikan ganjaran baginya 1000 hujjah (argumentasi) yang dapat diterima.

HIKMAH TARAWIH MALAM ke -30 :
SWT berfirman : Hai Hambaku, makanlah buah-buahan di dalam surga dan mandilah engkau dengan air Salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Aku tuhanmu dan engkau hamba-Ku.

HIKMAH PUASA HARI KE 1 - 30 RAMADHAN

Hikmah dan Kutamaan yang Terkandung Pada Puasa Ramadhan



Sumber : Kitab Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah, tentang keutamaan bulan Ramadhan




HIKMAH PUASA HARI KE-1
Allah SWT mengampuni semua dosa yang tersembunyi dan yang terang-terangan, meninggikan beribu-ribu derajat, membangun lima puluh ribu kota di surga untuk orang yang berpuasa.


HIKMAH PUASA HARI KE-2
Allah SWT mencatat setiap ibadah orang yang berpuasa seperti ibadah satu tahun dan pahalanya seperti pahala seorang nabi.


HIKMAH PUASA HARI KE-3
Allah SWT memberi kepada orang yang berpuasa taman permata yang indah di surga Firdaus, diatasnya dua belas ribu rumah dari cahaya, di bawahnya dua belas ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur ada bidadari, setiap hari seribu malaikat berkunjung dan setiap malaikat membawa hadiah untuk orang yang berpuasa.


HIKMAH PUASA HARI KE-4
Allah memberi kepada orang yang berpuasa surga Khuld, yang didalamnya terdapat tujuh puluh ribu istana dan di setiap istana terdapat tujuh puluh ribu rumah, di setiap rumah terdapat lima puluh ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur terdapat bidadari dan setiap bidadari memiliki seribu perhiasan yang lebih baik dari dunia dan segala isinya.


HIKMAH PUASA HARI KE -5
Allah SWT memberi kalian di surga Al-Mawa beribu-ribu kota, setiap kota terdapat seribu rumah, di setiap rumah terdapat seribu meja makan, di atas setiap meja makan tujuh puluh ribu tempat makanan, di setiap tempat makanan tujuh puluh macam makanan yang tidak sama satu dengan yang lain.

HIKMAH PUASA HARI KE-6
Allah SWT memberi kalian di surga Darus Salam seratus ribu kota, di setiap kota seratus perkampungan, di setiap perkampungan seratus ribu rumah, di setiap rumah seratus ribu tempat tidur dari emas yang panjang, setiap tempat tidur panjangnya seribu hasta, di atas
tempat tidur terdapat bidadari sebagai pasangan yang berhias dengan tiga puluh ribu perhiasan dari permata putih dan permata merah, dan setiap bidadari membawa seratus pelayan.


HIKMAH PUASA HARI KE--7
Allah SWT memberi kalian di surga Naim pahala seperti pahala seribu syuhada dan empat puluh ribu orang yang benar. Sumber: Kitab Fadhâil Al-Asyhur Ats- Tsalâtsah, tentang  keutamaan bulan Ramadhan secara detail dari hari ke hari


HIKMAH PUASA HARI KE-8
Allah SWT memberi kalian pahala seperti pahala amal enam puluh ribu ahli ibadah dan orang enam puluh ribu orang yang zuhud.


HIKMAH PUASA HARI KE-9
Allah SWT memberi kalian apa yang diberikan kepada seribu ulama, seribu orang yang itikaf, dan seribu orang yang menyambung tali persaudaraan


HIKMAH PUASA HARI KE-10
Allah SWT memenuhi tujuh puluh ribu hajat, dan memohonkan ampunan untuk kalian matahari,
bulan, bintang-bintang, binatang yang melata, burung, binatang buas, setiap bebatuan dan bongkahan tanah liat, setiap yang kering dan yang basah, setiap binatang di laut dan dedaunan di
pepohonan.







HIKMAH PUASA HARI KE-11.
Allah SWT mencatat untuk kalian pahala seperti pahala empat kali orang yang haji dan umrah, setiap yang haji bersama seorang Nabi, dan setiap yang umrah bersama orang yang benar dan yang syahid.

HIKMAH PUASA HARI KE-12
Allah SWT menjadikan bagi kalian keimanan yang dapat merubah keburukan-keburukan menjadi kebaikan- kebaikan yang berlipat-ganda, dan mencatat bagi kalian setiap kebaikan seribu kebaikan.

HIKMAH PUASA HARI KE-13.
Allah mencatat bagi kalian pahala seperti pahala ibadah penduduk Mekkah dan Madinah, dan Allah member kalian syafaat sejumlah bebatuan dan bongkahan tanah liat yang ada di antara Mekkah dan Madinah.


HIKMAH PUASA HARI KE-14
Kalian seperti berjumpa dengan Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan Sulaiman, dan seperti beribadah kepada Allah bersama setiap Nabi selama dua ratus tahun.


HIKMAH PUASA HARI KE-15.
Allah SWT menunaikan untuk kalian hajat-hajat dunia dan akhirat, memberi kalian apa yang diberikan kepada Nabi Ayyub; para malaikat pemikul Arasy memohonkan ampunan untuk kalian, dan pada hari kiamat Allah akan memberi kalian empat puluh cahaya, sepuluh cahaya dari sebelah kanan kalian, sepuluh dari sebelah kiri kalian, sepuluh dari depan kalian, dan sepuluh cahaya dari belakang kalian.


HIKMAH PUASA HARI KE-16
Allah SWT akan memberi kalian pada hari kalian dibangkitkan dari kubur enam puluh pakaian untuk kalian pakai, enam puluh onta untuk kalian kendarai, dan Allah swt mengirimkan awan untuk menaungi kalian dari sengatan panas hari itu.


HIKMAH PUASA HARI KE-17
Allah SWT menyatakan: sungguh Aku telah mengampuni mereka dan bapak-bapak mereka, Aku akan lindungi mereka dari azab hari kiamat.


HIKMAH PUASA HARI KE-18
Allah SWT memerintahkan malaikat Jibril, Mikail, Israfil, malaikat pemikul Arasy dan Al-Karubin agar memohonkan ampunan untuk ummat Muhammad saw sampai tahun berikutnya, dan Allah SWT memberikan pada kalian pahala para syuhada Badar.


HIKMAH PUASA HARI KE-19
Semua malaikat langit dan bumi minta izin kepada Tuhannya untuk berziarah ke kuburan kalian setiap hari, dan setiap malaikat membawa hadiah dan minuman untuk kalian.


HIKMAH PUASA HARI KE-20
Pada suatu hari Allah SWT mengutus kepada kalian tujuh puluh Malaikat untuk menjaga kalian dari setiap setan yang terkutuk; Allah mencatat untuk kalian setiap hari kalian puasa seperti berpuasa seratus tahun; menjadikan parit antara kalian dan neraka; memberi kalian pahala orang yang termaktub dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quan; Allah mencatat untuk kalian setiap pena Jibril (as) sebagai ibadah satu tahun; memberikan pada kalian pahala tasbih Arasy dan Kursi; dan memberi pasangan untuk kalian setiap ayat Al-Quran seribu bidadari.







HIKMAH PUASA HARI KE-21
Allah swt meluaskan kuburan kalian seribu farsakh, menghilangkan dari kalian kegelapan dan kesepian, menjadikan kuburan kalian seperti kuburan para syuhada, dan menjadikan wajah kalian seperti wajah Yusuf bin Yaqub (as).


HIKMAH PUASA HARI KE-22
Allah SWT akan mengutus kepada kalian malaikat maut seperti pada para Nabi saw, menyelamatkan kalian dari keganasan malaikat Munkar dan Nakir, dan  menghilangkan dari kalian penderitaan dunia dan akhirat.


HIKMAH PUASA HARI KE-23
Kalian akan melintasi shirathal mustaqim bersama para Nabi, shiddiqin dan syuhada, dan pahala kalian seperti memberi makanan kepada setiap anak yatim dari ummatku dan seperti memberi pakaian kepada setiap yang telanjang dari ummatku.


HIKMAH PUASA HARI KE-24
Kalian tidak akan keluar dari dunia kecuali kalian melihat kedudukannya di surga;, setiap kalian diberi pahala seribu orang yang sakit, seribu pahala orang yang merantau untuk mentaati Allah, kalian diberi pahala seribu pembebasan dari keturunan nabi Ismail (as).


HIKMAH PUASA HARI KE-25
Allah SWT membangunkan untuk kalian di bawah Arasy seribu menara hijau, di atas setiap menara terdapat kemah dari cahaya, dan Allah Tabaraka wa taala berfirman: Wahai ummat Muhammad, Aku adalah Tuhan dan kalian adalah hamba-Ku, bernaunglah kalian di bawah Arasy-Ku di menaramenara ini, makan dan minumlah sepuas kalian, jangan takut dan jangan sedih; wahai ummat Muhammad, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan mengirim
kalian ke surga, kalian akan dibanggakan oleh orang- orang yang terdahulu dan yang terakhir, Aku akan memberikan pada setiap kalian seribu mahkota dari cahaya, kendaraan onta yang Kuciptakan dari cahaya, tali kendalinya dari cahaya dan pada tali kendali itu terdapat seribu lingkaran yang terbuat dari emas, dan pada setiap lingkaran berdiri malaikat, dan setiap malaikat memegang tongkat dari cahaya sehingga kalian memasuki surga tanpa dihisab.


HIKMAH PUASA HARI KE-26
Allah swt memandang kalian dengan kasih sayang-Nya, kemudian mengampuni semua dosa kalian kecuali sogokan dan hartanya; Allah swt mensucikan rumah kalian setiap hari tujuh puluh ribu kali dari ghibah dan dusta.


HIKMAH PUASA HARI KE-27
Kalian seperti menolong setiap mukmin dan mukminah, memberi pakaian pada tujuh puluh ribu orang yang telanjang, membantu seribu orang yang menjalin tali persaudaraan; kalian seperti membaca semua kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi-Nya.


HIKMAH PUASA HARI KE-28
Allah SWT menjadikan bagi kalian di surga Al-Khuld seratus ribu kota dari cahaya, memberi kalian di surga Al-Mawa seratus ribu istana dari perak; memberi kalian di surga Al-Jalal tiga ratus ribu mimbar (tempat yang tinggi) yang terbuat dari misik, di setiap mimbar seribu rumah dari zafaran


HIKMAH PUASA HARI KE-29
Allah SWT memberi kalian beribu-ribu kediaman dan di setiap kediaman terdapat menara putih, di setiap menara terdapat tempat tidur dari kafur putih dilengkapi dengan seribu permadani dari sutera hijau, di setiap permadani disiapkan bidadari yang dihiasi dengan tujuh puluh ribu hiasan, di kepalanya seribu hiasan dari permata


HIKMAH PUASA HARI KE-30.
Allah SWT mencatat bagi kalian setiap hari sebelumnya pahala seribu suhada dan seribu orang yang benar; Allah mencatat bagi kalian seperti beribadah lima puluh tahun; Allah mencatat bagi kalian untuk setiap hari seperti puasa dua ribu hari, dan mengangkat derajat kalian



Sumber : Kitab Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah,tentang keutamaan bulan Ramadhan