Sabtu, 15 Juni 2013

DAHSYAT IKHLAS SHODAQOH

Ada seorang mengumpulkan hartanya
yang banyak untuk bersedekah sembunyi-sembunyi.
Ia kumpulkan uang sampai berjumlah sekian ribu
dinar dalam setahun. Sesudah uang nya terkumpul,
ia pergi keluar rumah pada malam hari. Dilihatnya
ada seorang wanita tidur dijalanan. “Wah, ini orang
susah,” begitu kira-kira ia berpikir. Dan, sambil
menutup wajahnya, agar tidak diketahui, ia
memberikan bungkusan uang itu dan lari, supaya
tidak diketahui.

Pada Pagi harinya di kampung itu ribut , ada
seoranng pelacur mendapatkan bungkusan uang
yang diberikan oleh orang tak dikenal. Maka orang
itupun berguman, “Subhanallah!! Salah beri, aku kira
dia wanita susah, ternyata pelacur.” “Ya Rabb,
setahun kukumpulkan uang untuk dapat pahala
sedekah yang sembunyi-sembunyi, ternyata uangku
hanya untuk pelacur. Tapi ia tidak putus asa,
Dikumpulkannya lagi sekian ribu dinar.

Kali ini ia tidak mau tertipu. Pada suatu malam,
kembali ia beraksi. Dilihatnya seorang laki-laki yang
sedang duduk diam disuatu tempat yang gelap. “Ini
pasti orang yang susah,” gumannya.
Dilemparkannya bungkusan uang sedekah itu, lalu ia
bergegas lari.

Pada pagi harinya terdengan kabar gempar. Si laki-
lakiyang dikenal sebagi pencuri mendapatkan
sebungkus uang. Malam itu ia tengah menyusun
strategi sendirian untuk mencuri. Nyatanya , belum
sempat melakukan aksinya, malah ia mendapatkan
uang dengan jumlah yang amat besar.

“Ya Rabb, dua tahun aku bekerja khusus untuk
memberi nafkah orang yang susah dengan
sembunyi-sembunyi. tahun lalu yang dapat seorang
pelacur. Eh, tahun ini seorang pencuri.
Namun ia tetap tak putus asa. Ia kumpulkan lagi
uang sedekah sampai setahun berikutnya. “Ya Rabb,
ini yang terakhir. Kalau sedekah ini masih saja tidak
tertuju kepada mustahiq. selesailah, Ya Rabb. Aku
tidak mampu lagi.”

Pada waktu yang telah dipersiapkannya, kembali ia
melaksanakan niat baiknya untuk ketiga kalinya.
Malam itu ia melihat seorang orang tua tengah
tertatih-tatih. “Wah, ini orang yang pasti berhak atas
sedekahku, malam malam begini orang tua ini jalan
malam-malam dengan tongkat. Pasti dia orang
susah,” katanya dalam hati. Dilemparkan uang itu,
seraya berkata”ini untukmu” Dan ia pun pergi
dengan cepat sambil menutupi wajahnya.

Pagi harinya terjadi kegemparan lagi, seperti tahun-
tahun sebelumnya. orang tua renta yang dikenal
paling kaya dan paling kikir dikampung itu
mendapat uang”kaget” semalam.

Mendengar kabar itu, si pelaku sedekah sembunyi-
sembunyi ini berkata “Ya Rabb, yang pertama
pelacur, yang kedua pencuri dan yang ketiga orang
tua paling kaya dan paling kikir di kampungnya. Ya
Rabb, apa arti perbuatanku ini? Ia pun memilih diam,
seraya mengiklhaskan apa yang telah dilakukannya.
Waktu berjalan, hingga sekian tahun kemudian. 20
tahun kemudian.

Allah SWT membuka rahasia
perbuatan orang tersebut, dengan tersampaikannya
kabar kepadanya tentang dua orang bersaudara
yang menjadi ulama besar. Murid keduanya
mencapai puluhan ribu orang, dan si pelaku sedekah
puluhan tahun yang lalu termasuk orang yang
mengaji dengan ke dua ulama adik kakak itu.
Ternyata, dua ulama bersaudara itu adalah anak
seorang pelacur yang dulu diberi sedekah secara
sembunyi-sembunyi itu.

Si perempuan ini melacur untuk menafkahi anaknya.
Ketika mendapatkan sedekah kagetan itu, ia
bertaubat dan menjadikan harta dadakan itu untuk
menyekolahkan kedua anaknya hingga menjadi alim
dan menjadi ulama besar.

Air mata si pelaku sedekah pun mengalir. Ternyata
yang diberikannya puluhan tahun yang lalu. Allah
jadikan balasan yang berlipat ganda dengan lahirnya
dua ulama shalih bersaudara yang diikuti oleh
puluhan ribu orang yang belajar kepada keduanya.
Inilah balsan keiklahsan seseorang.

Tidak lama kemudian ia dengar lagi ada seorang wali
shalih wafat, yang diantar jenazahnya oleh ribuan
orang. Siapa wali yang shalih itu? Ternyata waliyullah
itu dulunya adalah pencuri yang mendapatkan
sedekah sembunyi-sembunyinya.

Ketika hendak mencuri ia berdoa kepada Allah ” Ya
Rabb, beri aku keluhuran. kalau aku dapat rizqi
malam ini aku akan taubat.” Tatkala ada yang
melemparinya bungkusan uang itu, segeralah ia
bertaubat sesuai dengan janjinya. Ia memperbaiki
diri dari segala kesalahan yang diperbuatnya,
beribadah dengan se tekun-tekunnya, beristiqamah
dengan ucapan dan tindakannya, hingga Allah Ta’ala
mengangkatnya menjadi orang yang shalih.

Si Fulan yang bersedekah itu amat terharu, dan ia
berdoa. “Ya Rabb, tinggal yang ketiga, bagaimana
dengan orang tua yang paling kaya dan paling kikir
dikampung kami ini ?”

Ternyata ia mendengar kabar, orang itu telah wafat.
Semenjak kejadian sedekah kaget itu dan sebelum
wafatnya, si kikir tua itu pindah ke kampung lain dan
berwasiat untuk memberikan seluruh hartanya bagi
baitul maal dan penyantunan para anak yatim. Itu
dilakukan oleh si orang tua yang kikir setelah ia
merasa malu dan merenung bahwa, kepada dia yang
kaya dan kikir, masih ada yang menyedekahinya.

Subhanallah

1 komentar: